Fifteen minutes before I end up this month
Sunday, 31 May 2009
Kalo di lihat dari archives di sebelah, sepertinya bulan ini adalah bulan yang produktif bagi gue buat menulis karena jumlahnya paling banyak di antara bulan yang lain. Dan gue rasa ini adalah tulisan terakhir di bulan ini sebelum bulan-bulan ke depan gue bakal tidak seproduktif kemarin menulis di sini.
Mata gue udah up and down dan kepala gue juga udah kliyengan sebenernya. Tapi ada beberapa hal yang gue pelajari selama beberapa waktu terakhir ini. Dan gue benar-benar ingin membaginya di sini.
Gue udah 17 tahun dan sebentar lagi akan menginjak 18 tahun di mana udah bisa dibilang 17++ dari masa hidup gue selama ini. Dan gue merasa masih belum berkontribusi lebih bagi keluarga khususnya orangtua. Dalam hal ini tidak hanya soal material tapi juga moril walaupun memang yang gue khawatirkan adalah yang pertama. Karena kalau dilihat-lihat, selama 17 tahun gue tidak bisa memberikan apa-apa selain meminta, meminta, dan meminta. Sejujurnya gue malu kalau misalnya lagi nonton bareng di ruang TV trus ada acara yang berisikan tentang segala macam jenis success youth people yang inspiratif. Really, gue benar-benar menohok banget kalo mengalami hal itu. Yang selalu terlintas di pikiran saat itu adalah "Selama ini lo ngapain aja May?".
Gue tidak mengatakan apa yang telah gue alami selama 17 tahun kebelakang khususnya masa di mana gue belajar banyak hal itu tidak berguna bagi gue, ngga-ngga, sama sekali berguna, sangat berguna. Tapi apakah cuma sampe di sini gue doang yang merasakan itu berguna? Gimana dengan orang-orang di sekitar, apa udah ngerasain manfaat dari apa yang telah gue lakukan selama ini? Nah kayak gitu tuh pertanyaan-pertanyaan yang terlintas di otak gue sekarang.
Yah gue cukup memaklumi dengan segala kegiatan yang menyita waktu selama ini, sungguh gue sama sekali ngga menyesalinya karena gue merasa itu adalah bagian dari keinginan gue yang tentunya udah gue pilih dengan pertimbangan yang matang sekaligus gue ingin itu bermanfaat buat ke depannya. Dalam hal ini juga termasuk soal kuliah, bukan berarti yang non-akademis aja. Sama aja dengan kuliah yang selama ini gue habiskan waktunya dari jam 8 sampe jam 4. Cuma, apa gue udah bisa memberikan manfaat atau feedback ke orang-orang di sekitar khususnya orangtua gue setelah gue meminta mereka untuk memberikan gue kesempatan dan segala fasilitas yang udah mereka kasih selama ini? Well, that's the point, yang semakin lama semakin terasa kalo gue ulang-ulang terus. Hahaha.
"Gue harus melakukan sesuatu. Gue harus melakukan sesuatu!". But what? Keinginan itu muncul tapi tidak diikuti dengan jawaban dari apa yang harus gue lakukan. Liat aja dari sisi akademis, gue bukan tipe anak yang pantas untuk dibanggakan karena nilai-nilai yang tinggi. Karena seriously, otak gue tidak memacu gue untuk berorientasi pada nilai walaupun gue tahu itu sangatlah diperlukan. Tapi apa daya, gue hanya berfikir bahwa nilai hanyalah sebuah patokan yang muncul buat gue supaya gue bisa melewatinya. Ya, melewatinya. Terdengar tidak bertujuan hidup memang, tapi ya begitulah gue lebih memilih untuk menjalani segala sesuatu dengan menikmati apa yang gue senangi tanpa harus diatur ini begini itu begitu. Padahal hidup itu kan ngga sebebas yang kita kira, banyak hal yang ngga sejalan sesuai dengan keinginan kita.
Bahkan cita-cita pun masih abstrak melayang ngga tergambarkan di kepala gue walaupun ada beberapa keinginan cuma belum melihat probabilitas kemungkinan akan kepastiannya. Dan bagaimana cara gue untuk meraih itu semua pun belum terencanakan di otak sama sekali.
Kemaren gue ngobrol banyak sama temen-temen gue, dan gue berfikir gilak yah bentar lagi ngga lama kita udah menginjak twenty something. Kalo dibilang terlalu awal bagi gue untuk mengkhawatirkannya di saat sekarang juga ngga, karena sejujurnya gue benar-benar sudah was-was! Apa bisa selama beberapa tahun ini gue merencanakan segala sesuatunya. Dulu pas lagi cerita sama salah seorang teman gue bernama Ai, gue pernah merencanakan hidup gue selama 10 tahun ke depan. Tapi ternyata, segala sesuatu tidak berjalan dengan sesuai apa yang telah direncanakan. Rencana gue gagal? Ya, tapi gue merasa gue mendapatkan hal yang lebih baik, insya Allah. Cuma bagaimana gue beradaptasi supaya apa yang gue dapatkan selama ini bisa mengantarkan gue mencapai rencana yang itu atau dengan membuat rencana yang lain-lah yang sulit.
Ya ampun, terlalu cepatkah bagi gue untuk memikirkan ini? Mungkin sebagian dari kita semua bisa bilang "Ngga papa kok, toh kalo ini bisa membuat kita siap siaga." Atau mungkin sebagian juga bisa bilang "Santailah, masih muda ini. Nikmatin aja hidup lo." Gue mencoba untuk menjalaninya dengan santai, tapi bukan berarti gue berleha-leha dan tidak mempersiapkan segalanya.
Jadi, go ahead and get your dreams.
Terima kasih untuk orang-orang yang selama ini telah menginspirasi gue dalam hal berfikir seperti ini. Karena kalau gue begini terus, kapan gue bisa sadar?
6 comments:
lha, ane dah mau 21 nih. *setress
huahahahaa yaaa tapi kan lebih gampang gambarannya udah ktauan mau kayak gimana dong kak. secara udah mau lulus hehe
One day I will find you even when you're not around
Don't say "we wont last any longer"
Or "you will find someone better"
It's you that I'm waiting for
So I'll wait for you
bar lo semakin bar-bar bar. gue semakin tidak mengerti jalan pikiran lo bar, hidup lo penuh dengan lirik bar-bar ya bar.
so sweeeetttt my dear sister...
louph you...
heart you too
Post a Comment